 |
Hakikat dzikir kepada allah
|
Tentangdoa.com - Al-Qur’an dan Hadits sangat menganjurkan juga mengisyaratkan betapa mulia ibadah dzikir. Allah SWT memerintah Kaum Muslimin untuk banyak berdzikir, tanpa dibatasi jumlahnya.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا
“Wahai orang-orang yang beriman banyak-banyaklah berdzikir kepada Allah”. (QS. Al-Ahzab: 41).
Secara bahasa, kata “dzikir” merupakan serapan dari bahasa arab “
al-dzikru” yang bermakna ingat. Oleh karena itu, ketika disebutkan kata
dzikrullah berarti artinya adalah mengingat Allah.
Berdzikir berarti kita mengingat Allah Swt., baik dalam bentuk lisan maupun perbuatan. Segala apa yang kita lakukan, selalu kita dasari dengan niat tak lain hanya untuk mendapatkan ridha Allah Swt..
Sebagaimana dalam sebuah hadist diterangkan; “
Perumpamaan orang yang ingat akan Rabb-nya dengan orang yang tidak ingat Rabb-nya laksana orang yang hidup dengan orang yang mati.” (HR. Al-Bukhari).
Yang dimaksud makna dzikir di sini, bukan hanya membaca lafadz dzikir, tapi mengingat Allah. Itulah hakikat dari dzikir. Kalau hanya melafalkan dzikir-dzikir, sedangkan pikiran dan hati tidak ikut berdzikir maka ketenangan tidak akan didapat.
Karena makna dzikir berarti menyebut dan mengingat. Dzikrullah menyebut dan mengingat Allah Swt. Dzikir yang baik mencakup dua makna di atas;
menyebut dan
mengingat. Dzikir dengan hanya menyebut dengan lisan tanpa menghadirkan hati tetap bisa mendatangkan pahala, namun tentu dzikir macam ini berada pada tingkat yang paling rendah.
Dzikir dengan lisan tanpa menghadirkan hati dan pikiran bisa saja memberi pengaruh terhadap hati dan keimanan seseorang, tetapi pengaruhnya tidak sebesar dzikir sambil menghadirkan hati. Paling baik adalah dzikir dengan lisan sambil menghadirkan hati.
Orang yang pikiran dan hatinya juga berdzikir ia akan merasakan nikmat ketenangan yang sudah dijanjikan oleh Allah Swt.. Untuk mencapai ini pada awalnya mungkin akan terasa sulit, tapi kesulitan itu jangan sampai terus meliliti diri ini. Berusaha untuk membuat mudah suatu yang sulit merupakan sebuah keharusan.
Hakikat Dzikir Kepada Allah
Dzikir adalah hal yang sudah biasa dilakukan oleh orang Islam karena keutamaan dan nilai dari ibadah dzikir ini begitu besar dan beragam, baik dilakukan sendirian atau secara jama’ah.
Bisa dikatakan, sangat tidak seberapa antara upaya dan energi yang dikeluarkan oleh kita untuk melakukan ibadah dzikir, bila dibandingkan dengan keutamaan yang disediakan karena dzikir adalah ibadah yang tidak begitu memerlukan upaya dan pengorbanan besar seperti sedekah dan lainnya.
Dalam ajaran Islam, banyak kesempatan dan sarana yang Allah Swt. sediakan bagi kaum muslimin untuk melaksanakan ibadah dzikir ini. Ada berbagai doa yang bisa dibaca dalam beragam aktivitas dan kesempatan. Mulai dari bangun tidur sampai tidur kembali, hampir seluruh satuan kegiatan ada doa khusus.
Ibadah dzikir cukup simpel dan mudah dilakukan. Tidak harus dengan persiapan khusus, tempat khusus dan waktu khusus. Dalam kondisi apapun diperbolehkan, asal tidak pada tempat-tempat yang kotor dan menjijikkan.
Seorang muslim bisa memanfaatkan waktu yang senggang dan kosong untuk berdzikir. Berdzikir bisa dilakukan pada waktu menunggu antrian, waktu menunggu lampu merah, dan seterusanya.
Mengisi waktu kosong dengan
dzikrullah, bisa membantu seseorang terhindar dari perbuatan sia-sia dan dosa. Karena waktu dan kesempatan yang kosong berpeluang dua hal; kebaikan atau keburukan, positif atau sebaliknya.
Dzikir dari sisi waktu pelaksanaannya, terbagi menjadi dua; pertama dzikir
muqayyad (terikat/tertentu), kedua dzikir
muthlaq (bebas). Dzikir
muqayyad (terikat/tertentu) dilakukan dengan jumlah yang ditentukan oleh nash hadits. Itulah lafadz dzikir yang langsung dari Nabi, baik nabi Muhammad atau nabi sebelumnya.
Ada juga yang ciptaan dari para ulama’ (waliyullah). Yang paling populer ialah dzikir setelah shalat maktubah, dzikir-dzikir ini datang langsung dari Nabi, yaitu:
Subhanllah, al-Hamdulillah, Allahuakbar, Asataghfirullaha al-Azhim, dan
Lailahaillallah.
Lafadz di atas itulah yang paling rutin dibaca sebagai dzikir setelah shalat, khususnya shalat maktubah. Sedangkan bagi para
auliyaillah (wali Allah), setiap gerak geriknya bahkan justru tidak lepas sedikitpun dari dzikir.
Tentang keutamaan berdzikir ini, Allah berfirman:
إِنَّ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْقَانِتِينَ وَالْقَانِتَاتِ وَالصَّادِقِينَ وَالصَّادِقَاتِ وَالصَّابِرِينَ وَالصَّابِرَاتِ وَالْخَاشِعِينَ وَالْخَاشِعَاتِ وَالْمُتَصَدِّقِينَ وَالْمُتَصَدِّقَاتِ وَالصَّائِمِينَ وَالصَّائِمَاتِ وَالْحَافِظِينَ فُرُوجَهُمْ وَالْحَافِظَاتِ وَالذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
Artinya:
“Sesungguhnya lelaki dan perempuan muslim, lelaki dan perempuan mukmin, lelaki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, lelaki dan perempuan yang benar, lelaki dan peremuan yang sabar, lelaki dan perempuan yang khusyuk (dalam solat), lelaki dan perempuan yang bersedekah, lelaki dan perempuan yang berpuasa, lelaki dan perempuan yang menjaga kehormatannya, lelaki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar." (QS. Al-Ahzab: 35).
Secara praktis, keutamaan berdzikir baik yang kita lakukan dalam bentuk lisan maupun perbuatan, kita laksanakan pada pagi, siang, sore, maupun malam hari antara lain:
Manfaat Dzikir Kepada Allah
1. Diliputi Kebaikan Demi Kebaikan (Berlipat)
Seorang Muslim yang senantiasa berdzikir akan senantiasa mendapatkan kebaikan demi kebaikan.
مَا مِنْ قَوْمٍ يَقُوْمُوْنَ مِنْ مَجْلِسٍ لاَ يَذْكُرُوْنَ اللهَ فِيْهِ إِلاَّ قَامُوْا عَنْ مِثْلِ جِيْفَةِ حِمَارٍ وَكَانَ لَهُمْ حَسْرَةً
Artinya:
“Setiap kaum yang berdiri dari suatu majelis, yang mereka tidak berdzikir kepada Allah di dalamnya, maka mereka laksana berdiri dari bangkai keledai dan hal itu menjadi penyesalan mereka (di hari Kiamat).” (HR. Abu Dawud 4/264, Ahmad 2/389 dan
Shahihul Jami’: 5/176).
Rasulullah bersabda,
“Tiada suatu kaum yang duduk sambil berdzikir kepada Allah melainkan mereka akan dikelilingi oleh malaikat, diselimuti oleh rahmat dan Allah akan mengingat mereka di hadapan makhluk yang ada di sisi-Nya.” (HR. Bukhari).
Sementara itu hadits yang lain menyebutkan,
“Tiada suatu kaum yang berkumpul sambil mengingat Allah dimana dengan perbuatan itu mereka tidak menginginkan apa pun selain diri-Nya, melainkan penghuni langit akan berseru kepada mereka, ‘Bangkitlah, kalian telah diampuni. Keburukan-keburukan kalian telah diganti dengan kebaikan-kebaikan’.” (HR. Ahmad).
Allah Swt. berulang-ulang di dalam kitab-Nya agar kita terus menerus mengamalkan dzikir kepada-Nya, mengingatnya.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْراً كَثِيراً
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dengan dzikir yang sebanyak-banyaknya.” (QS. Al-Ahzab [33]: 41).
Bahkan saat kita usai shalat pun, Allah tekankan agar kita terus berdzikir kepada-Nya.
فَإِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلاَةَ فَاذْكُرُواْ اللّهَ قِيَاماً وَقُعُوداً وَعَلَى جُنُوبِكُمْ فَإِذَا اطْمَأْنَنتُمْ فَأَقِيمُواْ الصَّلاَةَ إِنَّ الصَّلاَةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَاباً مَّوْقُوتاً
Artinya:
“Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat, ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring”. (QS. An-Nisa: 103).
Orang yang senantiasa berdzikir akan dicatat baginya 10 kebaikan, dihapuskan 10 kesalahan, mendapat pahala layaknya orang yang memerdekakan 10 budak, serta terlindung baginya dari gangguan setan.
Sebagaimana dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh An-Nasa’i dari hadist Abu Ayyub Al-Abshari RA; disebutkan bahwa Rasulullah SAW menyebutkan apabila seseorang membaca dzikir berikut;
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ.
Artinya:
“Tidak ada ilah yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan segala pujian. Dia-lah yang berkuasa atas segala sesuatu.” (Dibaca 10 kali).
2. Senantiasa diingat oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala
Di dalam Al-Qur’an, Allah Ta’ala berfirman;
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُواْ لِي وَلاَ تَكْفُرُونِ
Artinya:
“Ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu”. (QS. Al-Baqarah: 152).
Tsabit Al-Banani berkata, “saya tahu kapan Allah mengingatku.” Orang-orang pun merasa khawatir dengan ucapannya sehingga mereka pun bertanya, “Bagaimana kamu mengetahuinya?” Tsabit menjawab, “Saat aku mengingat-Nya, maka Dia mengingatku.”
Dalam Hadits Qudsi juga disebutkan,
“Allah Ta’ala berfirman, ‘Aku akan bersama hamba-Ku selama ia mengingat-Ku dan kedua bibirnya bergerak karena Aku.” (HR. Baihaqi & Hakim).
Subhanallah, bagaimana kalau Allah yang mengingat diri kita yang dhoif. Bayangkan saja, seorang kepala desa akan sangat senang jika dirinya senantiasa diingat oleh gubernur atau presiden. Bagaimana kalau yang mengingat kita adalah Allah Ta’ala, Rabbul ‘Alamin!
Pantas jika kemudian sahabat Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam, Muadz bin Jabal berkata,
“Tidak ada yang disesali oleh penghuni surga selain waktu yang mereka lewatkan tanpa berdzikir kepada Allah Ta’ala.”
3. Tercukupi Atas Segala Sesuatu
Maksudnya kita tidak pernah benar-benar mengetahui segala sesuatu kecuali atas kehendak Allah Yang Maha Mengetahui sebab Allah Swt. jauh lebih mengetahui apa yang tidak kita ketahui.
Bahkan apa-apa yang kita butuhkan pun Allah Swt. jugalah yang jauh lebih mengetahui. Sehingga, ketika kita senantiasa berdzikir, Allah akan memenuhi atas segala yang kita butuhkan entah dalam wujud atau apapun juga yang bahkan terkadang tidak kita sadari.
Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammas Saw. bersabda:
“Setiap amal yang tidak dimulai dengan nama Allah SWT, maka ia terputus dari keberkahan”. (HR. Abu Dawud).
4. Kebahagiaan Setelah Kematian
Ketika seorang Muslim meninggal dunia, maka harta, istri, anak, dan kekuasaan akan meninggalkannya. Ya, tidak ada lagi yang bersamanya selain dzikir kepada Allah Ta’ala. Saat itulah, amalan dzikir akan memberikan manfaat yang luar biasa bagi diirnya.
Imam Ghazali memberikan ilustrasi menarik akan hal ini. “Ada orang bertanya, ‘Ia sudah lenyap, lalu bagaimana perbuatan dzikir kepada Allah masih tetap kekal bersamanya?”
Imam Ghazali pun menjelaskan, “
Sebenarnya ia tidak benar-benar lenyap, yang juga melenyapkan amalan dzikir. Ia hanya lenyap dari dunia dan alam syahadah (nampak), bukan dari alam malakut. Hal ini tertera dalam Al-Qur’an Surah Ali Imran ayat 169-170.”
وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتًا ۚ بَلْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُون فَرِحِينَ بِمَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ وَيَسْتَبْشِرُونَ بِالَّذِينَ لَمْ يَلْحَقُوا بِهِمْ مِنْ خَلْفِهِمْ أَلَّا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
Artinya:
“Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezeki. Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (QS. Ali Imron: 169-170)
Baca juga:
Ayat dan Hadits Tentang Keutamaan Berdzikir
5. Masuk Surga
Dari Syaddad bin Aus RA, ia berkata bahwa Rasulullah Saw. bersabda yang artinya; “Barangsiapa mengucapkan dzikir ini di siang hari dalam keadaan penuh keyakinan, lalu ia mati pada hari tersebut sebelum sore hari, maka ia termasuk penghuni surga. Dan barangsiapa yang mengucapkannya di malam hari dalam keadaan penuh keyakinan, lalu ia mati sebelum shubuh, maka ia termasuk penghuni surga.” (HR. Bukhari).
Adapun dzikir yang dimaksud ialah (dibaca 1 kali):
اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ.
Artinya:
“Ya Allah, Engkau adalah Rabbku, tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Engkau, Engkaulah yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia pada perjanjianku pada-Mu (yaitu menjalankan ketaatan dan menjauhi larangan, pen) semampuku dan aku yakin akan janji-Mu (berupa pahala). Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan yang kuperbuat. Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku. Oleh karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa kecuali Engkau.”
6. Memperoleh Ridha Allah Swt.
Dalam sebuah riwayat, dzikir yang senantiasa dilantunkan baik pagi, siang, maupun malam hari menjadikan seseorang mendapat ridha Allah Swt. di hari kiamat nanti. Dengan ridha Allah, artinya dosa kita terampuni serta mempermudah jalan kita menuju surga.
Contoh dzikir yang baik diamalkan agar mendapat ridha Allah Swt.,
رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا، وَبِاْلإِسْلاَمِ دِيْنًا، وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيًّا
Artinya:
“Aku ridha Allah SWT sebagai Rabb, Islam sebagai agama, dan Muhammad SAW sebagai Nabi (yang diutus oleh Allah).” (Dibaca 3x).
7. Mendapat Predikat Orang Terbaik di Hari Kiamat
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda yang artinya, “
Barangsiapa yang mengucapkan kalimat ‘subhanallah wa bi hamdih’ di pagi dan sore hari sebanyak 100 x, maka tidak ada yang datang pada hari kiamat yang lebih baik dari yang ia lakukan kecuali orang yang mengucapkan semisal atau lebih dari itu.” (HR. Muslim).
8. Keutamaan Dzikir Selanjutnya
Selain keutamaan dzikir yang telah disebutkan di atas, ada 73 manfaat dzikir yang disebutkan dalam Kitab Al-Wabil Ash Shayyib. Antara lain:
- Dzikir adalah cahaya bagi pemiliknya di dunia, kubur, dan Hari Kebangkitan.
- Dzikir akan memperingatkan hati yang tertidur lelap. Hati bisa jadi sadar dengan dzikir.
- Akan memberikan rasa aman bagi seorang hamba dari kerugian di Hari Kiamat.
- Meraih apa yang Allah sebut dalam ayat: “Maka ingatlah pada-Ku, maka Aku akan mengingat kalian.” (QS. Al-Baqarah:152). Seandainya tidak ada keutamaan dzikir selain yang disebutkan dalam ayat ini, maka sudahlah cukup keutamaan yang disebut.
- Semakin mendekatkan diri kepada Allah Swt.
- Menjauhkan diri dari gangguan setan maupun iblis.
- Menenangkan jiwa dari penyebab hati gelisah sehingga hilang rasa resah dan gelisah.
- Hati menjadi gembira dan lapang.
- Menguatkan hati dan badan.
- Menerangi hati dan wajah menjadi bersinar.
- Memberikan penerang pada hati serta menjadikan wajah yang bersinar cerah.
- Mendatangkan rezeki.
- Menimbulkan rasa takut hanya kepada Allah Swt. sehingga lebih tunduk kepada-Nya.
- Mendatangkan ridha Ar Rahman.
- Semakin berma’rifat diri (lebih mengenal Allah Swt.)
- Orang yang berdzikir akan merasakan manisnya iman dan keceriaan.
- Mendatangkan inabah, yaitu kembali pada Allah Swt. Semakin seseorang kembali pada Allah dengan banyak berdzikir pada-Nya, maka hatinya pun akan kembali pada Allah dalam setiap keadaan.
- Hati akan semakin hidup.
Ibnu Taimiyah berkata: “Dzikir bagi hati seperti air yang dibutuhkan ikan. Lihatlah apa yang terjadi jika ikan tersebut berpisah dari air?”. Dzikir menyebabkan lisan semakin sibuk sehingga terhindar dari ghibah (menggunjing), namimah (adu domba), dusta, perbuatan keji dan batil. Demikian makna dan manfaat dzikir kepada Allah Swt. Silakan diamalkan walau hanya satu dua jenis dzikir.
Dengan demikian, mari kita upayakan agar muncul rasa suka dan cinta untuk senantiasa berdzikir kepada-Nya. Karena amalan dzikir ini sangat mudah diamalkan dengan manfaat yang sangat luar biasa. Tidak saja menjamin kebaikan di dunia, tetapi juga memastikan kebaikan di akhirat. Amin. (tentangdoa.com)
Pencarian terkait:
makna dzikir dalam kehidupan, pengertian dzikir hati, manfaat dzikir, tujuan dzikir, manfaat dzikir astaghfirullah, manfaat dzikir ya allah 1000x, manfaat dzikir subhanallah, manfaat dzikir bagi kesehatan, khasiat dzikir tengah malam, manfaat berdzikir setiap saat, makna dzikir dan doa, 73 manfaat dzikir bagi manusia, manfaat dzikir dalam hati, makna dzikir asmaul husna, hakikat dzikir kepada allah.
Baca halaman selanjutnya:
1
2
3